JellyPages.com

Sunday, 16 October 2011

Selasar Rindu

Semacam suasana setelah hujan. Tak ada yang menanti matahari muncul dengan garangnya. Kami semua berharap matahari menunda tugasnya. Atau kami berharap jika matahari enggan mengingkari janjinya, setidaknya dia akan muncul di pelukan gundukan awan. Tak terlalu terang. Karena kami menyukai hujan. Menyukai aroma tanah yang sembab. Lembab. Pun kami mencintai setiap tetesan yang tersisa pada setiap helaian daun. Diam-diam menikmatinya melalui jendela dan sebuah sesapan teh mint hangat.

Hingga,

Aku hampir lelah merindu. Merindu dengan leluasa seperti dahulu aku belum mengenalmu. Melalui tatapan yang tak penuh. Membuatku selalu tak ingin berhenti menyusuri selasar rindu.

Degup, debar dengan segala yang membuatku selalu ingin kembali pada mula.

No comments:

Post a Comment