: Asep Fahmi Nurdin
Mengampuni menjadikan kita mampu berhadapan dengan masa silam dan melepaskan kita dari beban yang tidak bisa dibatalkan.
Kiranya kau akan menyesal telah menjemputnya
menepi dari semua bimbang
merapat pada terang
Sejak kapan kau kelu pada gelap?
bukankah tanganmu selalu tergeragap membaca detak
mengeja waktu sedari tiada
hingga menjelma ada
pun kakimu telanjang terantuk
burai kusut yang sengaja kau buat saat suntuk
Berhentilah mengeja waktu,
Kita :
Kau dan aku
takkan pernah tahu
pada gelap yang mendustakan bahwa
kabar itu akhir duniamu,
bukankah kau bilang cinta padanya
meski pada keping yang hilang tepiannya
Januari, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment