JellyPages.com

Monday, 8 February 2010

Harihariku Menjadi Lintas Bayanganmu

Bermula dari secarik kertas kumal yang aku pungut di tepi gardu listrik,

Mungkin kau tak sadar aku menguntitmu sejak bel sekolah dibunyikan, pertanda kebosananku akan segera berakhir. Sekaligus penanda bahwa aku harus bergegas ke kelasmu dan menunggumu keluar.

Segalanya tak lagi sama. Mimpiku yang dulu kukemas rapi dan sudah kubuang di jalanan, terpaksa kupungut ulang, meski mipi itu compang-camping. Lapuk diterjang waktu. Dan aku berusaha keras mematikan alirannya sebelum sampai pada muara.

Secarik kertas yang kau buang di tepi gardu listrik. Aku memungutnya karena melihatmu membuangnya begitu saja. Lenganmu sedikit menyeka bulir halus di sudut mata. Kau menangis?

Aku memungutnya seperti pertama memungut Jack, kucing kampung pemalas, yang kutemukan sekarat tertabrak motor. Halus dan hati-hati. Mungkin aku sedikit gila karena setiap hari harus menjadi bayanganmu. Mengendap. Berjingkat dan berpura-pura tenang jika kau tergesa membalik badan.

Sejauh ini aku masih setia melihatmu masuk pekarangan rumah dengan mengucap salam. Walau setelah itu aku harus berlari menuju rumahku yang berbeda arah pulang dengan rumahmu. Tiga tahun aku seperti ini. Dan mungkin pekan depan aku harus berhenti bertindak seperti mata-mata.

Semarang, 2010

No comments:

Post a Comment