: Farid Anshari
dari jalan setapak berbatu yang melintasi dua desa
bersisian hutan meranggas di tanah tandus
begitulah cara mereka bertahan
dari paksaan hari tanpa hujan, pilihan tanpa alasan
tumbuh tegap, tinggi, menjulang tanpa batas
membiarkan musim berganti
tanpa bertanya mengapa?
Lantas apa yang menjadi tanya hanya
perlu tunduk pada doa
“Jangan berontak pada apa yang sudah digariskan..”, katamu
malam kelabu mengelilingi kotamu
pun, kabut yang bersemayam pada bola mata itu
mengingatkanku akan harihari yang takkan kembali
menziarahi hati yang tak lagi menjelma peta
: kita tak lagi punya arah
Semarang, 2010
dari jalan setapak berbatu yang melintasi dua desa
bersisian hutan meranggas di tanah tandus
begitulah cara mereka bertahan
dari paksaan hari tanpa hujan, pilihan tanpa alasan
tumbuh tegap, tinggi, menjulang tanpa batas
membiarkan musim berganti
tanpa bertanya mengapa?
Lantas apa yang menjadi tanya hanya
perlu tunduk pada doa
“Jangan berontak pada apa yang sudah digariskan..”, katamu
malam kelabu mengelilingi kotamu
pun, kabut yang bersemayam pada bola mata itu
mengingatkanku akan harihari yang takkan kembali
menziarahi hati yang tak lagi menjelma peta
: kita tak lagi punya arah
Semarang, 2010
No comments:
Post a Comment