: Kakakku, Torro
Terimakasih selalu memanggilku ~Cinta
Bahkan, aku tak punya banyak cerita
tentang hikayatmu
Ihwal yang mula dari dongeng karuhun
menurun lewat Ambu padaku
Hikayat yang serupa abu,
samar ~ kelabu
namun demikian hidup dalam imajiku
Sejak layar terbelah dan
cerita tentangmu punah,
karam pada ombakombak
menggulung mengangkasa
pasrah pada angin yang urung usai
berhenti melontar tanya
“kapan perang akan selesai?”
Tidak!
Tidak!
Sejarah mencatat,
Kapitanku tak pernah lelah
menghunus kujang
meski tubuh berlinang darah
berseduh keringat
berleleh airmata
Melampaui berabad hari,
lirih aku berkata..
“Daratan melambai diseberang.. Buka matamu”
Semarang, 19 April 2010
Terimakasih selalu memanggilku ~Cinta
Bahkan, aku tak punya banyak cerita
tentang hikayatmu
Ihwal yang mula dari dongeng karuhun
menurun lewat Ambu padaku
Hikayat yang serupa abu,
samar ~ kelabu
namun demikian hidup dalam imajiku
Sejak layar terbelah dan
cerita tentangmu punah,
karam pada ombakombak
menggulung mengangkasa
pasrah pada angin yang urung usai
berhenti melontar tanya
“kapan perang akan selesai?”
Tidak!
Tidak!
Sejarah mencatat,
Kapitanku tak pernah lelah
menghunus kujang
meski tubuh berlinang darah
berseduh keringat
berleleh airmata
Melampaui berabad hari,
lirih aku berkata..
“Daratan melambai diseberang.. Buka matamu”
Semarang, 19 April 2010
No comments:
Post a Comment